Don't Quit, Never Give Up, Don't Lose Faith

Saturday, May 09, 2009

The Comfort Zone

Salah satu penghalang untuk mencapai visi adalah comfort zone alias zona kenyamanan. Manusia cenderung untuk mencari kenyamanan dan mempertahankannya. Sangat mudah bagi kita untuk meninggalkan zona nyaman itu ketika zona itu tidak lagi memberikan rasa nyaman, misalnya kita dengan mudah dapat segera berhenti kerja ketika kerjaan tsb tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan kita bahkan memberikan tekanan-tekanan emosional, atau kita bisa pindah ke rumah yang lain ketika tetangga tidak bisa toleransi ato bersahabat lagi, dan kita bisa dengan mudah memutuskan sebuah hubungan ketika hubungan itu tidak lagi memberikan sebuah kenyamanan atau imbal balik yang sesuai.

Dengan kata lain, ketika zona nyaman kita menjadi buruk, maka kita tanpa ragu2 akan meninggalkannya untuk mencari zona nyaman yang baru, seperti seekor keong yang akan meninggalkan rumah/sarangnya dan mencari sarang baru yg lebih bagus dan besar.

Untuk mencapai sebuah visi, kita butuh lebih dari hal-2 diatas, kita tidak pindah from bad to good, melainkan kita pindah from good to better, from better to the best. Ada kalanya kita harus melepaskan yang baik untuk mendapatkan yang terbaik, dan ini bukanlah suatu perkara yang mudah, apalagi jika yang terbaik itu masih belum jelas keliatannya.

Saya tidak bicara tentang promosi jabatan dimana anda diminta meninggalkan jabatan anda yang lama dan kemudian di terima di perusahaan lain dengan gaji dan jabatan yang lebih tinggi…no, it’s too easy.. itu terlalu mudah jika demikian, tetapi saya bicara tentang pengorbanan, disaat anda harus meninggalkan jabatan anda dan memulai sebuah bisnis yang masih belum jelas hasilnya, atau ketika anda harus meninggalkan rumah dan keluarga anda untuk pergi ke daerah lain yang masih baru, untuk sebuah pekerjaan atau misi pelayanan sosial yang mulia.

Comfort Zone ada dalam berbagai bentuk, tidak harus sebuah pekerjaan, rumah ataupun kedudukan, tapi bisa juga berupa hobby kita, karakter kita, pasangan kita, status sosial dsb.

Untuk mencapai visi, maka seseorang harus meninggalkan zona nyamannya, kenapa? Karena visi menuntut sebuah perjuangan dan pengorbanan yang besar, dan itu berarti kita harus keluar dari zona nyaman kita, tidak ada waktu lagi untuk bermalas-malasan, menunda-nunda ataupun membuat berbagai alasan

Alasan, itulah yang sering kita gunakan untuk tidak mau melangkah keluar dari zona nyaman kita, hal yang sama juga digunakan oleh Musa ketika dia dipanggil oleh Tuhan untuk sebuah visi yang Tuhan berikan pada dia (Kel 4:1-14).

Musa adalah salah satu contoh tokoh yg dipakai Tuhan secara luar biasa karena dia mau keluar dari zona nyamannya.

Ketika dia pertama kali dipanggil oleh Tuhan, awalnya Musa juga enggan keluar dari zona nyamannya, hal-hal apa yang membuat Musa takut ??

  1. kehilangan status/posisi/kedudukan

memenuhi panggilan Tuhan berarti Musa harus meninggalkan semuanya, meninggalkan keluarganya dan pekerjaannya, untuk sebuah misi yang tidak mungkin (Kel 3:11)

hal yang sama juga kita alami, kita takut kehilangan status dan kedudukan kita karena visinya terlalu besar dan mustahil bagi kita.

1 hal yang mesti kita ingat adalah apa yang mustahil bagi manusia tapi tidak bagi Tuhan.

  1. apa kata orang

Musa takut tidak dipercaya oleh bangsa Israel bhwa dia diutus oleh Tuhan (Kel 4:1), Musa mengalami krisis identitas, dia takut mendengar apa kata orang, bukankah kita juga mengalami hal yang sama?? Kita kuatir melakukan sesuatu karena kita takut apa kata orang, takut akan ejekan dan cemoohan orang-orang sekitar, apalagi jika sesuatu yang kita kerjakan tidak mulus pada awalnya.

Lalu gimana?? Apakah kita akan menyerah?? Tentu saja tidak, Melalui berbagai mujizat, Tuhan menyakinkan Musa (Kel 4: 2-9), artinya Tuhan mau agar kita tidak fokus terhadap apa kata orang, tetapi fokus kepada apa yang Tuhan katakan, fokus kepada Tuhan dan kepada diri sendiri, ada saatnya kita harus menutup telinga terhadap kata2 orang, apalgi jika itu yang jelek/negative.

Pernah dengar cerita anak rajawali dan anak ayam?? Apa jadinya jika anak rajawali mendengar kata-kata ayam di sekitarnya?? “kamu itu ayam, ayam tidak bisa terbang, jangan mimpi deh, udah cari cacing aja sono”, jika dia nerima kata-kata tsb maka seumur hidupnya dia ga akan pernah bisa terbang dan menyadari jati diri nya yang sebenarnya.

Orang boleh berkata “SAPA SEH LOE ??!!”, dan kita boleh menjawab “GW GITU LOH “

  1. kekurangan skill / pengetahuan

Musa sadar dirinya bukan seorang yg pandai bicara (Kel 4:10), padahal visi ini mengharuskan dia untuk bicara kepada banyak pihak sekaligus menyakinkan mereka, mungkin kita juga memiliki kekurangan dalam hal pengetahuan, ketrampilan/skill, tidak pinter ngomong, tidak punya banyak relasi dsb. Namun hal itu janganlah menghalangi kita untuk melakukan sesuatu yang besar yang udah TUhan sediakan bagi kita.

Kel 4:12 Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan."

Apapun yang menjadi kekurangan kita, bersama dengan TUhan, Dia akan memampukan kita dan menutupi segala kekurangan kita

Flp 4:13 I can do all things through Christ which strengtheneth me

  1. tidak mau mengambil tanggung jawab

Musa takut mengambil tanggung jawab yang diberikan (Kel 4:13), dia takut bertanggung jawab andai tugas ini gagal, sejak jaman adam dan hawa manusia memang tidak mau mengambil tanggung jawab bahkan mencari kambing hitam, adam menyalahkan hawa, dan hawa menyalahkan ular

Ketika situasi tidak berjalan dengan semestinya, maka manusia cenderung mencari kambing hitam, menyalahkan situasi, keadaan, seseorang atau apapun yang dapat disalahkan, dia tidak mau mengambil tanggung jawab bahwa hal ini terjadi adalah karena keputusan / tindakan yang dia ambil, maka daripd disalahkan maka manusia cenderung tidak melakukan apa-apa, hal ini semata-mata untuk melindungi dirinya sendiri.

Namun hal ini bukanlah kehendak TUhan, Dia menciptakan manusia sebagai penguasa atas segala ciptaanNya (Kej 1:28), hal ini berarti manusia harus memegang tanggung jawab yang penuh thd apa yang udah dipercayakan kepadanya, bahkan Tuhan sendiri telah memberikan teladan kepada kita ketika Dia mengambil alih seluruh tanggung jawab atas dosa kita dan mati di kayu salib!!

Jadi tidak ada lagi alasan untuk kita takut mengambil tanggung jawab karna Dia sendiri udah memberikan contoh teladan yang terbaik


Musa berhasil mengatasi 4 ketakutan diatas dan melangkah memenuhi panggilan / visi Tuhan, hingga Tuhan memakai dia secara luar biasa dan namanya tercatat di dalam kitab suci sebagai salah satu tokoh yang besar,

Bagaimana dengan kita? Siapkah kita melangkah keluar dari zona kenyamanan kita??

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home